Monday 21 September 2015

Kok Namanya Kayak Cowok?


"Kok namanya kayak cowok?"

I got that A LOT. Like billion-zillion times in my life. When I introduce myself and say my name to every person I meet. Biasanya kejadian yang berlangsung seperti ini : Berjabat tangan sambil saling menyebutkan nama. Terus lawan bicara saya itu akan ngomong, "Kok namanya kayak cowok?" Atau, ada juga yang meminta untuk mengulangi agar saya menyebut nama saya lagi, tapi ujungnya komentarnya pun tetap sama, hanya ditambahin "Yogie? Kok namanya kayak cowok? Dikirain tadi saya salah denger".  -___-

Saat kejadian seperti itu terulang, secara otomatis saya hanya nyengir. Sumpah, saya capek untuk menjelaskan asal muasal nama saya atau sekedar mencari alasan ngasal. Dulu kalau mood saya lagi enakan, saya hanya menanggapinya dengan ngasal, misalnya balas komen, "Yah, kalau cowok kan harusnya namanya Yoga, bukan Yogi dong...". Alasan absurd. Atau, mengulangi penjelasan orang tua saya, kalau kata Yogi itu juga memiliki arti 'Anak'. Nah, anak itu kan bisa lelaki atau perempuan, toh? Saya ngga tau sih itu benar atau ngga. Soalnya, kalau kata bapak saya, Yogie itu adalah nama seorang pemuka agama, diambil dari bahasa Sansekerta. Kalau dalam pemahaman saya ya, nama Yogie itu bisa juga adalah seorang yogi (orang yang melakukan meditasi yoga). Jadi Yogie itu artinya kalem dan menenangkan. *halah*

Karena nama saya Yogie itulah sering pula orang memanggil saya dengan sebutan 'Mas' atau 'Pak'. Malah, pernah ada yang manggil 'Abang' (what the heck?!). Itu kejadian kalau saya hanya berkomunikasi dengan mereka lewat media komunikasi, bukan bertemu langsung. Dan, saya hanya bisa mengelus dada. Ampunilah orang-orang yang tidak tahu hal sebenarnya, ya Allah. *mulailebay*

Saya juga capek mengklarifikasi ke mereka kalau saya adalah perempuan, bukan lelaki, meski nama saya Yogie. Nama yang melekat di pikiran kebanyakan orang sebagai nama lelaki. Nama yang dipersepsikan kalau orang bernama Yogie adalah lelaki. Padahal yah, bukan saya sendirian loh yang punya nama Yogie dan berjenis kelamin perempuan. Nggak percaya? Buktinya beberapa tahun lalu, lurah di tempat tinggal saya bernama Yogi dan ia perempuan! Saat itulah saya merasa tidak sendirian, hahaha. Padahal, tadinya saya yakin banget kalau di dunia ini mungkin cuma saya perempuan yang bernama Yogie. Ternyata ada yang bernasib sama dengan saya :D.

Saya tidak tahu sejak kapan nama Yogie dipersepsikan sebagai seorang lelaki. Pun, begitu dengan nama-nama yang lain. Siapa yang menentukan kalau yang bernama Fitri itu pasti perempuan, atau yang bernama Eko adalah lelaki? Proses itu mungkin sudah terbentuk sejak ratusan tahun lalu yang kemudian mewujud menjadi sebuah konsensus, kalau yang namanya A itu pasti lelaki, dan yang namanya B itu perempuan, atau sebaliknya. Lah jadi lieur... :p

Oh ya, yang punya nama seperti lelaki padahal perempuan, maupun sebaliknya seorang lelaki yang memiliki nama seperti perempuan juga ada loh. Misalnya, dulu saya punya temen kosan bernama Gilang yang adalah perempuan. Padahal, adik saya yang lelaki juga bernama Gilang. Ada pula narasumber saya yang bernama Intan dan saya pun awalnya mengira beliau adalah perempuan, padahal sebenarnya adalah lelaki! See? See? Saya nggak tahu sih bagaimana pengalaman mereka selama ini terkait nama yang disandang. Perkiraan saya sih 11-12 sama saya :D.

Terkait nama saya yang katanya adalah nama lelaki, saya tidak menyalahkan orang tua saya yang memberikan nama itu. Saya selalu percaya nama yang diberikan oleh orangtua pasti mengandung doa untuk anaknya. Namun, pernah duluuuu sekali waktu saya masih kecil, saya misuh-misuh kenapa orangtua memberi nama seperti nama lelaki dan saya ingin sekali dipanggil dengan nama yang terdengar seperti perempuan. Mau tahu nama apa yang akhirnya saya pilih?

Ada kejadian lucu terkait keinginan saya waktu itu. Dulu di rumah, bapak saya membuat pahatan semen bertuliskan Wisma Yogie di dinding garasi. Saking pengennya punya nama kayak perempuan, di saat saya sudah bisa membaca kata, saya pun meminta adek saya dan tetangga untuk memanggil saya dengan nama 'Wisma'! "Mulai sekarang panggilannya Wisma, yah," ujar saya kala itu. Ngga sampai setengah hari saya berkoar-koar soal nama panggilan baru itu, seorang tetangga saya bilang, "Yah Nggi, Wisma disitu kan artinya Rumah. Itu kalimat disitu artinya Rumah Yogie". Yup, Wisma = Rumah. Tapiiii, saya yang waktu itu masih piyik mana ngerti Wisma itu adalah kata lain dari Rumah! Rumah, ya rumah! Ngga ada sebutan lain. Saya pun tetep keukeuh saat itu. Yes, I could be a very stubborn girl. Namun, akhirnya karena kelanjutannya ngga ada yang memanggil saya dengan 'Wisma', akhirnya saya pun menyerah dan menerima nasib. Hahaha.

Anyway, dari sekian reaksi tak diharapkan dari kebanyakan orang yang saya temui, ada juga sih yang nggak bereaksi seperti kejadian di atas saat mendengar nama saya. Dan, saya sangat berterima kasih kepada mereka, heuheu. Ada yang memang tak berkomentar, diam, dan tak menunjukkan reaksi apa-apa. Ada juga yang hanya menunjukkan mimik kaget sesaat sambil tersenyum kecil dan tidak berkomentar hal apapun terkait nama saya (padahal mungkin dalam hatinya komentar juga :p). Tapi, ada juga yang malah bilang nama saya keren, bahkan ada yang menanyakan lebih lanjut apakah saya mengetahui arti nama saya tersebut. Itu yang membuat saya terkaget-kaget karena tidak pernah ada yang menanyakan hal seperti itu sebelumnya.

Sampai saat ini, hanya satu orang yang menanyakan arti nama saya secara serius ketika saya memperkenalkan diri. Namanya Razi S Fakih. Saat saya bertemu dengannya dia adalah Deputy CEO HSBC Amanah. Pria asal India yang tinggal di London (saat itu). Saya berkesempatan bertemu dengannya ketika masih jadi jurnalis di Republika dan wawancara untuk satu halaman. Usai saya memperkenalkan diri, tetiba dia nanya apakah saya tahu arti dari nama saya sendiri. Saya kaget, ngga siap. Baru kali ini ada yang menanyakan hal itu. Antara terkesima sama bingung. Hahaha.

Selanjutnya, ternyata ada juga yang bilang kalau nama gw itu cool alias dingin keren. Hihihi. Namanya Raef. Penyanyi muslim keturunan Mesir yang lahir dan tinggal di Amerika. Waktu itu ketemu di acara Dompet Dhuafa beberapa bulan lalu untuk program 5chool for Gaza. Usai wawancara, saya iseng minta tanda tangan CD Raef yang ada di dalam goodie bag. Percakapannya berlangsung seperti ini :
Me : Would you please sign it? (nyodorin CD)
Raef : Sure. What's your name?
Me : Yogie
Raef : Spell it please
Me : Y-O-G-I-E
Raef : Wow, that's a cool name!
Me : Thank you (dalam hati terharu :p)

Dari pengalaman sama dua orang di atas, yang nggak mengerutkan dahi kebingungan saat saya menyebutkan nama, saya jadi yakin mungkin di luar negeri sana nama Yogie itu tidak diasumsikan sebagai pria, sebagaimana yang terjadi di sini. Jadi ya mereka nyante-nyante aja sih, hehehe.

FYI, walau nama saya seperti cowok, saya tidak pernah benar-benar serius untuk mengganti nama panggilan. Pernah sih ada teman yang mengusulkan agar saya dipanggil dengan nama tengah saya, 'Respati'. Tetapi, saya merasa kurang sreg dengan panggilan itu. Sekarang ini, walau terkadang masih suka sebal kalau orang salah mengira saya sebagai lelaki atau berkomentar seperti judul postingannya ini, saya tetap bangga dengan nama saya. Memperkenalkan diri dengan nama Yogie. Itu adalah bagian diri saya. Unik kan? Jarang loh yang bernama Yogie itu perempuan. Akhir kata (halah gaya), I just wanna say, "My name is Yogie and I'm a woman."

Picture by fotosearch